Selamat Datang

Blog ini merupakan milik pribadi, yang berisi segala sesuatu yang bermanfaat bagi pemilik blog, artikel yang disajikan disadur dari banyak sumber, semoga bermanfaat pula bagi para pembaca.

7.6.14

Penitipan, Tepatkah Untuk Si Kecil ?


Bunda, pernah ga sih bunda ngalamin hal yang sama seperti saya? Si kecilku Rere, beberapa waktu terakhir ini selalu menangis ketika saya akan berangkat kerja. Saya sudah mengusahakan tempat penitipan anak yang dekat dengan tempat kerja saya, supaya saya tidak bolak-balik dan memakan waktu lebih banyak dijalan.

Ditempat penitipan ini Rere menganggapnya sedang bersekolah. Sampai hari ini, pagi tadi ketika akan berangkat kerja, terulang kembali. Rere merengek tidak mau berangkat ke 'sekolah'.

"Rere ayo mandi"
"Mama berangkat kerja ndak?"
"Ya berangkat"
"Rere ga mau sekolah, Rere ikut kerja Mama aja kok"



Genap sudah satu setengah bulan kejadian serupa terulang setiap pagi saat akan berangkat beraktivitas ke kantor. Tempat penitipan ini hanya beroperasi setiap hari Senin - Jumat saja. Untuk hari sabtu libur. Jadi setiap hari sabtu Rere memang saya ajak ke kantor.

"Hari ini tempat penitipan Rere libur, jadi Rere ikut Mama kerja"
"Yeeeeeeeeee,, ako ikot Mama,, ako ikot Mama!!" (teriaknya kegirangan)
"Yang pinter lho ya"
"Iya Mah Mah"

Sebenarnya ini cukup mengganggu karena saya tidak bisa mengerjakan laporan seperti biasanya. Mendekati jam tidurnya, dua - tiga jam setelah sarapan, saya menemani dia tidur di salah satu ruang yang ada dalam kantor saya. Seperti foto yang terdapat diatas, gambar itu saya ambil pagi tadi ketika dia suda terlelap.

Sejauh ini saya berusaha memberi banyak pengertian supaya dia tidak lagi menangis jika waktunya dia harus saya titipkan. Saya membuat perjanjian 'manis' setiap malam menjelang tidurnya tanpa imbalan apapun, hanya berdasarkan kami harus mengerti keadaan satu sama lain.

"Dek Rere sayang sekarang waktunya bobo, besok bangun pagi-pagi, mandi, trus Mama berangkat kerja, Rere ke penitipan, oke?"
"Ga mau, Rere ikut kerja Mama aja.."
"Lho, kok gitu?"
"Rere ga mau sama Bunda, Rere mau sama Mama aja" (Bunda sebutan untuk yang momong disana)
"Yaaahhh, kalo Rere ikut Mama terus, nanti Mama ga bisa ngerjain tugas Mama donk"
"Gapapa ya, Mama ga usahh kerja aja, Mama dirumah aja ya?" (sambil nyium pipi Mama *ceritanya ngrayu)
"Lhoooo.... Gini ya, dengarkan Mama. Setiap Mama selesai kerja, Rere sama siapa dirumah?"
"Sama Mama"
"Kalo pas Mama udah ga di jam kerja, trus Mama kemana-mana, Rere diajak ga?"
"Iya"
"Nah, itu artinya Mama berusaha semaksimal mungkin ngertiin Rere. Sekarang saatnya Mama minta dek Rere ngertiin Mama ya.."
"Hmmm.." (Rengek khas anak-anak)
"Rere mau ngertiin Mama?"
(Manggut-manggut)
"Janji?"
"Janji!"

Tanda deal kami berdua dengan mengikatkan jari kelingking kanan masing-masing. Hampir setiap malam, setiap waktu saya berusaha memberinya pengertian dengan cara yang hampir sama untuk segala macam hal. Hasilnya cukup memuaskan untuk beberapa hal lain, tapi herannya tidak untuk dua kata ini, KERJA dan PENITIPAN. 

Sebisa mungkin saya menahan emosi ketika mendapatinya rewel tak terkendali. Meski terkadang ada kelepasan juga. :( Sedih akan menyelubung begitu kuat ketika saya sudah berkata dengan kata-kata yang penuh penekanan. Detik itu mungkin menjadi hal terburuk dalam hidupnya. Melihatnya melipat dagu dengan mulut tertutup rapat. Ada ketakutan yang terpancar dari matanya. Berbicara dengan perlahan sembari menatap dalam matanya lebih membuatnya memahami apa yang saya inginkan.

Bunda, ada yang pernah mengalami hal serupa? saya tunggu sharingnya... :)




4 comments:

  1. ya seperti itulah ya anak-anak.. naluriahnya pasti akan meminta ibunya selalu setiap saat ada di sisinya. Kaya ifa kalo kugodain karena gangguin kerjaanku di rumah, "ifa kalo kerjanya bunda ga kelar-kelar, bunda kerja di kantor aja deh." dan dia bakal menjawab, "ndak, bunda keja laptop rumah. ayah keja kantor" :D Lalu ifa berhenti mengganggu bundanya biar ga ditinggal kerja di luar kantor. Cobalah ditanya kenapa dia gak mau dititipkan.. mungkin Rere punya alasan..

    ReplyDelete
  2. ya sai, sudah pernah aku tanya beberapa kali, jawabannya hampir sama "Mama kerja dirumah aja to" "Mama ga boleh kerja di kolah" "Rere mau kolahnya sama Mama" "Rere mau sama Mama aja kok".
    Dari sekian jawaban, garis besar yang dia inginkan adalah selalu denganku. Apa ini tidak berbahaya? Ada sedikit yang mengganjal seandainya saja kemana-mana harus denganku. Ketakutanku dia tidak bisa mandiri. Meski pada dasarnya aku memang lebih suka kerja dirumah (sebentar lagi). sempat ada waktu libur bebrapa hari, aku tetap sibuk dengan pekerjaan rumahku dan bisnis, tapi tidak ada rengekan, justru dia lebih memahami ketika aku kerja dirumah. dia bermain kesana kemari. maen kerumah tetangga juga cuma butuh diantar aja kesana setelahnya sama sekali ga rewel. :)

    ReplyDelete
  3. Aku juga sempat berpikir seperti itu say. Tapi ternyata saat aku berkonsultasi dengan orang yang lebih berpengalaman ternyata itu gak masalah,,, usia2 se Rere dan Ifa memang masih wajar kalo masih nempel sama ibunya. Nanti akan ada masanya kok mereka mulai suka berteman dan nggak lagi nempel sama kita. Jadi ya dipuas-puasin deh masa2 mereka masih nempel ma kita, karena suatu hari justru kita yang bakal kangen mereka nempel ma kita. Ifa ni udah masuk PAUD tapi aku masih harus nemenin di kelas :D

    ReplyDelete
  4. huwaaaa... suka bangettttt dengan ulasan kamu barusannnn... oke oke.... makin senang kalo bisa manjain Rere... :D Makasih ya sai....

    ReplyDelete